24 November 2009

Ciri-ciri Belajar Mengajar dengan Prinsip Belajar Tuntas

Ciri-ciri Belajar Mengajar dengan Prinsip Belajar Tuntas

Sistem belajar mengajar yang menguntungkan prinsipbelajar tuntas yang sekarang sedang dilaksanakan di PPSP mempunyai ciri-ciri yang tidak berbeda dengan ciri-ciri belajar tuntas yang ada tahun 1920-an sampai tahun 1930-an. Ciri-ciri cara belajar mengajar dengan prinsip belajar tuntas antara lain adalah :

1. Pengajaran didasarkan atas tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditentukan terlebih dahulu.

Ini berarti bahwa tujuan dari strategi belajar mengajar adalah agar hamper semua siswa atau semua siswa dapat mencapai tingkat penguasaan tujuan pendidikan. Jadi baik cara beajar mengajar maupun alat evaluasi yang digunakan untuk mengtur keberhasilan siswa harus berhubungan erat dengan tujuan-tujuan pendidikan yang akan dicapai.

2. Memperhatikan perbedaan indivudu

Yang dimaksud dengan perbedaan disini adalah perbedaan siswa dalam hal menerima rangsangan dari luar dan dari dalam dirinya serta laju belajarnya. Dalam hal ini pengembangan proses belajar mengajar hendaknya dapat disesuaikan dengan sensitivitas indra siswa. Jadi cara belajar mengajar yang hanya menggunakan satu macam metode dan satu macam media tidak dapat memberikan hasil yang diharapkan. Sebaliknya cara mengajar yang menggunakan multi metode multi media akan menghasilkan proses belajar yang bermutu dan relevan.

3. Evaluasi dilakukan secara individu dan didasarkan atas kriteria

Evaluasi dilakukan secra kuntinu (continous evaluation) ini diperlukan agar guru dapat menerima umpan balik yang cepat atau segera, sering dan sistematis. Evaluasi berdasarkan criteria mengenal dua macam bentuk yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Michael Scriven berhasil membedakan kedua macam bentuk evaluasi ini. Tes keberhasilan yang diberikan pada akhir unit-unit pelajaran yang dimasukkan kedalam kategori tes sumatif. Tes sumatif ini dimaksudkan untuk mengetahui penguasan total tarhadap suatu pelajaran yang diberikan.

Tes formatif adalah tes yang digunakan selama siswa mempelajari bahan pelajaran untuk menguasai tujuan instruksional yang telah ditentukan. Menurut Michael Scriven, evaluasi formal mempunyai 2 tujuan pokok :

a. Untuk menentukan seberapa jauh siswa telah menguasai bahan pelajaran.

b. Untuk melakukan penilaian cara mengajar yang direncanakan dan yang ditetapkan itu telah cukup baik atau masih memerlukan perbaikan.

4. Menggunakan program perbaikan dan program pengayaan

Program perbaikan dan program pengayaan adalah sebagai akibat dari penggunaan evaluasi yang kontinu dan berdasarkan criteria serta pandangan terhadap perbedaan kecepatan belajar mengajar siswa dan administrasi sekolah. Program perbaikan ditujukan kepada mereka yang belum menguasai tujuan intruksional tertentu, sedangkan program pengayaan diberikan kepada meraka yang telah menguasai unit pelajaran yang diberikan.

5. Menggunakan prinsip siswa belajar aktif

Prinsip siswa belajar aktif memungkinkan siswa mendapat pengetahuan berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya sendiri.

6. Menggunakan satuan pelajaran yang kecil

Cara belajar mengajar dengan menggunakan prinsip belajar tuntas menuntut pembagian bahan pengajaran menjadi unit yang kecil-kecil. Pembagian unit pelajaran menjadi bagian-bagian kecil ini sangat diperlukan guna dapat memperoleh umpan balik secept mugkin.

Unit-unit yang kecil tersebut haruslah disusun secara berurutan dari yang mudah sampai ke yang sukar. Dengan perkataan lain unit yang mendahului merupakan pra-syarat bagi unit selanjutnya.


untuk lebih jelasnya silahkan Klik DISINI

0 komentar:

Posting Komentar